23 Oktober 2018

Apa itu protokol?


Protokol merupakan peraturan atau prosedur untuk mengirimkan sebuah data pada perangkat elektronik. Pada sistem komputer, setiap komputer berkomunikasi dengan komputer lainnya menggunakan sebuah protokol. Banyak sekali jenis protokol, seperti jenis protokol yang tidak terlalu asing ditelinga seperti UDP, FTP, TCP, ICMP dan yang sering kita pakai untuk komunikasi IoT pada artikel sebelumnya yaitu HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Begitu pula dengan MQTT, MQTT merupakan salah satu protokol yang dapat digunakan untuk komunikasi pada sistem komputer. 

Apa itu MQTT protokol?
MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) protokol merupakan sebuah protokol yang berjalan diatas stack TCP/IP dan dirancang khusus untuk machine to machine yang tidak memiliki alamat khusus. Maksud dari kata tidak memiliki alamat khusus ini seperti halnya sebuah arduino, raspi atau device lain yang tidak memiliki alamat khusus. Sistem kerja MQTT menerapkan Publish dan Subscribe data. Dan pada penerapannya, device akan terhubung pada sebuah Broker dan mempunyai suatu Topic tertentu.

 

 Apa itu Broker, Publish, Subscribe dan Topic?


Broker pada MQTT berfungsi untuk menghandle data publish dan subscribe dari berbagai device, bisa diibaratkan sebagai server yang memiliki alamat IP khusus. Beberapa contoh dari Broker yang ada seperti Mosquitto, HiveMQ dan Mosca.
Publish merupakan cara suatu device untuk mengirimkan datanya ke subscribers. Biasanya pada publisher ini adalah sebuah device yang terhubung dengan sensor tertentu.
Subscribe merupakan cara suatu device untuk menerima berbagai macam data dari publisher. Subscriber dapat berupa aplikasi monitoring sensor dan sebagainya, subscriber ini yang nantinya akan meminta data dari publisher.
Topic seperti halnya pengelompokan data disuatu kategori tertentu. Pada sistem kerja MQTT protokol ini, topic bersifat wajib hukumnya. Pada setiap transaksi data antara Publisher dan Subscriber harus memiliki suatu topic tertentu.

Pada gambar desain sistem MQTT sederhana tersebut, terdapat 3 bagian penting yaitu Publisher, Broker dan Subscriber. Setiap bagian memiliki tugas masing-masing, berikut penjelasannya :

1. Blok Publisher

Pada blok Publisher, terdapat beberapa sensor, seperti contoh terdapat sensor A, B dan C. Setiap sensor akan terhubung ke suatu gateway seperti Ethernet shield, ESP8266, SIM800L atau device sejenisnya yang dapat menghubungkan kita ke MQTT Broker. Antara gateway dan sensor pasti terdapat controller, Anda dapat menggunakan controller seperti Arduino, RaspberryPi atau sejenisnya. Nah, tugas dari Blok Publisher ini cukup sederhana yaitu mengirim data yang diambil dari sensor A, B dan C ke suatu MQTT Broker dengan Topic data1.

2. MQTT Broker


MQTT Broker memiliki suatu alamat yang dapat diakses oleh Publisher dan Subscriber. Tugas dari MQTT Broker ini yaitu sebagai penghubung transaksi data antara publisher dan subscriber. MQTT Broker juga mengenali suatu data lewat sebuah pengelompokan atau biasa disebut topic. Ketika Publisher mengirim data sensor A, B, C dengan topic data1, dan suatu saat terdapat Subscriber yang melakukan subscribe dengan topic yang sama data1, maka bisa dipastikan Subscriber akan menerima data sensor A, B dan C dari Publisher.

3. Blok Subscriber


Blok Subscriber bertugas untuk melakukan subscribe data pada topic data1. Setelah mendapatkan data yang berupa nilai sensor A, B dan C dari publisher, kita dapat mengolah data-data tersebut untuk dimasukkan kedalam database, dianalisis atau dapat kita proses menjadi sebuah sistem monitoring yang terstruktur dan memiliki nilai jual.

 

sumber berita  : http://blog.ulindev.com/mengenal-mqtt-protokol-untuk-iot/

 

21 Oktober 2018

Tinkercad circuit merupakan sebuah program simulasi komponen elektronika berbasis web open source free . Jadi jika ragu dalam pengolahan rangkaian mungkin  dapat menggunakan tinkercad circuit untuk mensimulasikannya terlebih dahulu.

Dengan memakai tinkercad circuit tentunya lebih aman dan dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

          Cara Penggunaan tinkercad circuit:

  1. Buka tinkercad https://www.tinkercad.com
  2. Klik join now di sebelah kanan atas dan isi negara asal tanggal lahir, e-mail dan password.
  3. Setelah mendaftar verivikasi email.
  4. Setelah membuat akun sign in dan buka https://www.tinkercad.com/circuits
  5. Klik Launch Tinkercad Circuit.
  6. Desainlah komponen rangkaian yang ingin disimulasikan dengan klik komponen yang ada di sebelah kiri dan mengatur kabel-kabel yang terhubung dengan komponen.


contoh Simulasi rangkaian photoresistor menggunakan LDR sensor. 

 

19 Oktober 2018

Berbicara mengenai perbedaan antara Mikroprocessor dan Mikrocontroller, sebaiknya kita mulai dengan mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan Mikroprocessor dan Mikrocontroller.

Mikrocontroller

Mikrocontroller didesain untuk melakukan tugas spesifik. Jika diibaratkan, maka mikrocontroller dapat dilihat sebagai sebuah komputer mini dalam satu chip IC. Biasanya, mikrocontroller digunakan pada projek-projek yang membutuhkan pengontrolan langsung dari user. Karena telah merangkap komponen-komponen penting sebuah komputer berupa RAM, ROM, I/O  dan perangkat periheral dalam satu IC, maka tidak diperlukan lagi adanya perangkat peripheral dan rangkaian tambahan bagi mikrocontroller untuk dapat bekerja. Hal inilah yang membuat mikrocontroller banyak digunakan dalam pengaplikasian sistem tertanam.

Contoh Microcontroller yang banyak ditemukan di pasaran yaitu Arduino UNO dengan IC Atmega328 dan variasi lain dari Arduino, Selain itu ada Atmel ATmega169, Cypress PsoC chips, dsb.

Mikrocontroller Arduino UNO

Mikroprocessor

Mikroprocessor hanya memiliki CPU dan beberapa IC dalam Chip IC nya. Tidak seperti Mikrocontroller, dalam Chip IC Mikroprocessor tidak terdapat ROM, RAM, I/O dan perangkat peripheral, sehingga diperlukan adanya tambahan komponen eksternal dan interkoneksi antar komponen agar Mikroprocessor dapat bekerja. Biasanya, Mikroprocessor digunakan untuk tujuan umum (general purpose) yang membutuhkan komputasi kompleks.

Contoh Mikroprocessor yang umum ditemukan yaitu Intel Pentium, Intel Core I3, I5, I7, AMD A7, dan banyak lainnya.

sumber : https://circuitdigest.com/article/what-is-the-difference-between-microprocessor-and-microcontroller

 Perbedaan Mikroprocessor dan Mikrocontroller

Perbedaan Mikroprocessor dan Mikrocontroller

sumber : https://www.youtube.com/watch?v=dcNk0urQsQM

 

1. Perbedaan Utama

Dari Penjelasan mengenai mikrocontroller dan mikroprocessor diatas, dapat dilihat perbedaan mendasar antara keduanya, dimana pada Microcontroller, perangkat pemprosesan (CPU), ROM, RAM, EEPROM, I/O, Peripheral terintegrasi ke dalam satu Chip, sedangkan pada Mikroprosessor, Chip IC nya hanya terdiri dari CPU dan beberapa IC pendukung. Suatu Mikroprocessor membutuhkan adanya perangka eksternal tambahan berupa komponen inti (RAM, ROM, I/O, storage) dan komponen peripheral lainnya serta interkoneksi bus antar perangkat.

2.Aplikasi dan Penerapan

Karena Kesederhanaan dari Microcontroller, maka microcontroller banyak digunakan untuk projek-projek sistem tertanam dan IoT serta untuk sistem-sistem dengan tujuan spesifik lainnya seperti pada kamera, mesin cuci, dsb. Di lain sisi, tugas yang dilakukan oleh Mikroprocessor biasanya lebih kompleks dan membutuhkan komputasi yang berat, dimana membutuhkan memori dan sumber daya yang lebih besar.

3.Arsitektur

Mikroprocessor pada umumnya menerapkan arsitektur Von Neumann dengan data dan instruksi terletak pada memori yang sama. Pada Microcontroller, digunakan arsitektur Harvard dimana data dan instruksi diletakkan pada memori yang terpisah. Dalam sisi arsitektur komputasi, mikroprocessor pada saat ini biasanya memiliki arsitektur 32-bit atau 64-bit, dan pada Microcontroller, arsitektur yang digunakan yaitu 8-bit, 16-bit, atau 32-bit.

4. Cost

Dari sisi biaya, Microcontroller memiliki biaya yang jauh lebih murah, karena umumnya teknologi pada mikrocontroller menggunakan semikonduktor metal oxide yang murah. Jika dilihat dari sumber daya yang digunakan, Microcontroller memiliki konsumsi daya yang lebih kecil dan umumnya memiliki mekanisme power saving. Pada Mikroprocessor, karena komputasi yang kompleks, maka sumber daya yang diperlukan jauh lebih besar terutama jika terdapat banyak perangkat eksternal tambahan.

5. Kinerja

Kecepatan Proses Microcontroller saat ini berkisar antara 1Mhz - 300 Mhz, dan pada Mikroprocessor, kecepatan proses berada pada 1Ghz - 4Ghz. Kecepatan proses ini akan terus berkembang seiring dengan berkembang pesatnya teknologi SoC (System On Chip).

 

Dari perbedaan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mikrocontroller dan mikroprocessor memiliki penerapan bidangnya masing-masing, hal ini tentunya seusai dengan kebutuhan dan spesifikasi sistem yang ingin dirancang.

 

 

 

 

ghost